Teriakan Korban Gagalkan Pemerkosaan, Lari Tanpa Celana

Teriakan Korban Gagalkan Pemerkosaan, Lari Tanpa Celana

Suasana tenang di sebuah kampung di kawasan Bekasi mendadak berubah mencekam. Pada pukul 02.00 dini hari, seorang perempuan muda berteriak keras dari sebuah rumah semi permanen di ujung gang. Teriakan bukan sembarang jeritan. Korban, yang berusia 21 tahun, memohon pertolongan sambil berusaha melepaskan diri dari upaya pemerkosaan.

Tanpa membuang waktu, beberapa warga langsung berlari keluar rumah. Mereka mengikuti suara histeris itu dan mendobrak pintu rumah yang hanya terkunci dari dalam dengan pengait sederhana. Beberapa warga pria mendobrak jendela belakang, sementara lainnya menerobos masuk lewat pintu utama.

Aksi Heroik Gagalkan Kejahatan

Saat warga memasuki rumah, pelaku sudah berada dalam keadaan panik. Ia, yang belakangan diketahui sebagai tetangga korban, langsung berlari ke arah dapur. Namun, korban berhasil melempar barang ke arah pelaku dan terus berteriak. Sontak, warga yang mendengar jeritan itu langsung mengepung rumah.

Tak ada jalan keluar lain, pelaku akhirnya nekat kabur melalui jendela belakang rumah. Dalam kepanikan, ia bahkan meninggalkan celananya. Warga hanya sempat melihat tubuh pelaku yang setengah telanjang melarikan diri ke arah kebun kosong di belakang perkampungan.

Korban langsung dipeluk oleh tetangganya yang perempuan. Ia masih gemetar, namun mampu menjelaskan kronologi dengan cukup jelas.

Kronologi dari Mulut Korban

Menurut keterangan korban, pelaku sudah mengincarnya sejak sore. Saat itu, ia baru pulang kerja dan mendapati pelaku duduk di warung dekat rumah. Pelaku sempat menyapa, namun korban tidak membalas karena merasa tidak nyaman. Malam harinya, korban menyadari seseorang membuntuti rumahnya. Ia sempat menutup semua jendela dan mengunci pintu.

Namun, sekitar pukul 01.30 WIB, pelaku masuk melalui ventilasi kamar mandi belakang yang rusak. Saat itu korban tengah tidur. Ia terbangun karena merasakan ada yang memegang tubuhnya. Sadar dalam bahaya, korban langsung melawan.

Warga Tanggapi Serius, Polisi Turun Tangan

Setelah memastikan kondisi korban, warga langsung melaporkan kejadian ke Polsek setempat. Polisi datang kurang dari 30 menit. Mereka langsung mengumpulkan barang bukti, termasuk celana pelaku yang tertinggal, jejak kaki di lantai rumah, serta sidik jari pada kaca jendela dapur.

Kapolsek Bekasi Timur, Kompol Haryono, membenarkan laporan tersebut. Pihaknya telah memeriksa dan beberapa saksi. Selain itu, tim Reskrim juga langsung memburu pelaku.

“Kami sudah mengantongi identitas pelaku. Saat ini kami sedang menyisir sejumlah titik tempat dia biasa berkeliaran,” ujar Kompol Haryono.

Respons Cepat Bikin Warga Bangga

Aksi cepat warga menuai pujian. Beberapa tokoh masyarakat bahkan menyampaikan rasa salut atas kecepatan reaksi mereka. Ketua RT setempat mengatakan bahwa kebersamaan warga dalam menjaga lingkungan menjadi kunci utama gagalnya aksi pelaku.

“Kalau warga abai atau takut, mungkin korban sekarang dalam kondisi berbeda. Tapi mereka langsung tanggap, ini bentuk solidaritas nyata,” tegasnya.

Pelaku Ternyata Residivis

Polisi tak butuh waktu lama. Dua hari setelah kejadian, petugas berhasil menangkap pelaku di sebuah gubuk tak jauh dari terminal lama Bekasi. Saat diamankan, pelaku hanya mengenakan kaus lusuh dan sarung. Ia tak melawan, bahkan mengakui semua perbuatannya.

Fakta baru pun terungkap. Pelaku pernah menjalani hukuman 5 tahun penjara akibat kasus serupa. Ia baru bebas pada akhir 2023 dan belum memiliki pekerjaan tetap. Selama ini, ia sering berpindah-pindah tempat tinggal di lingkungan yang sama dengan korban.

Trauma Masih Membayangi Korban

Meski selamat, korban kini mengalami trauma berat. Ia kesulitan tidur, kerap menangis tiba-tiba, dan takut tinggal sendiri. Pihak keluarga telah membawa korban ke psikolog untuk pendampingan lebih lanjut. Mereka juga mempertimbangkan relokasi tempat tinggal untuk membantu korban pulih lebih cepat.

“Kami minta pelaku dihukum seberat-beratnya. Biar ada efek jera. Jangan sampai dia bebas dan melukai orang lagi,” ucap kakak korban dengan tegas.

Kampanye Perlindungan Perempuan Meningkat

Insiden ini memicu gelombang empati dan aksi nyata. Beberapa komunitas perempuan langsung mengadakan diskusi terbuka dan penyuluhan soal kekerasan seksual. Mereka membagikan tips pencegahan dan teknik pertahanan diri sederhana kepada warga, terutama perempuan muda.

Tak hanya itu, beberapa RT di wilayah Bekasi mulai memberlakukan sistem ronda malam. Tujuannya, mereka ingin mencegah kejahatan serupa dengan mengaktifkan kembali fungsi keamanan lingkungan.

Penutup: Aksi Cepat, Nyawa Selamat

Teriakan korban, keberanian warga, dan kecepatan polisi menjadi rangkaian penyelamat dalam peristiwa ini. Meski pelaku nyaris berhasil, keberanian korban menyuarakan bahaya dan solidaritas masyarakat berhasil menggagalkan tragedi yang lebih besar.

Kejadian ini sekali lagi menegaskan pentingnya kewaspadaan, kekompakan, dan tindakan cepat dalam menghadapi situasi darurat. Karena dengan satu teriakan, satu langkah perlawanan, dan satu kepedulian tetangga, nyawa bisa terselamatkan.

Baca Juga: FhotoTerakhir Pasangan Dokter/Anaknya Sebelum Tragedi Air India

11 Komentar

  1. Join forces with us and profit from every click! https://shorturl.fm/TSdvr

  2. Turn your audience into earnings—become an affiliate partner today! https://shorturl.fm/Qv950

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *